Saat ini saya mendapat fasilitas motor dari perusahaan yang dilengkapi kunci pengaman khusus (alarm
anti pencurian) untuk keamanan. Ada remote khusus yang harus saya bawa untuk
mengaktifkan dan mengaktifkan kunci pengaman itu. Setelah beberapa lama
pemakaian, akhir-akhir ini remote ada masalah. Jarak jangkauan remote
mulai berkurang. Yang semula remote bisa digunakan untuk jarak beberapa
meter dari motor, kini saya harus
mendekat setengah meter. Saya menduga baterai remote mulai melemah. Menurut
saya itu persoalan yang mudah untuk saya atasi. Saya pernah bekerja di perusahaan
sebagai seorang teknisi.
Masalah terbesar mengenai hal ini adalah bagaimana saya bisa
membuka remote tersebut? Saya juga tidak tahu toko dimana saya harus membeli baterai yang baru. Saya juga tidak
punya obeng kecil untuk membukanya. Saya adalah seorang pendatang baru di
Jakarta. Dan saya tidak ingin membeli obeng. Menurut saya tidak sepadan kalau
saya harus membeli obeng.
Ketika Pak Eka Satriya, teman saya datang. Saya mengatakan
tentang permasalahan remote saya. Lalu beliau mengatakan tentang obeng kecil
yang dia punya. Ketika saya sedang melakukan aktivitas lain, ternyata teman
saya sudah berhasil membuka remote itu. Tetapi beliau tidak
menemukan letak baterai yang ada di remote. Dia takut. Jika memaksa, nanti malah
merusakkan remote itu. Akhirnya ia menutup kembali remote itu dan memberitahu saya bahwa ia telah berhasil membuka remote, tetapi tidak tahu dimana letak baterainya.
Saya penasaran tentang apa yang dikatakan teman saya. Lalu
saya membuka lagi remote itu dengan obeng teman saya. Saya berhasil membukanya
dan menemukan letak baterai remote tersebut dipasang. Remote itu menggunakan dua baterai
3 Volt; tipe baterai CR2016.
Teman saya heran dengan apa yang saya lakukan. Menurutnya, ia
kurang teliti.
Lalu saya bilang, “Pak, inilah gunanya teman. Peristiwa ini
adalah sesuatu yang biasa. Beberapa waktu lalu kakak saya meminta Setting
handphone baru untuk orang tua saya. Saya tidak tahu mengapa, saya merasa
kesulitan saat itu. Padahal menurut saya itu sesuatu yang seharusnya mudah untuk dilakukan. Saya
memerlukan waktu seharian agar handphone bisa digunakan semestinya. Tetapi masih
ada juga beberapa hal yang saya tidak bisa. Saya tidak bisa merubah jam dan tanggal
dari handphone itu. Saya menyerah, dan menganggap handphone itu tidak bagus,
karena menyulitkan saya selaku penggunanya. Selang satu hari saya meminta teman
saya Ferry untuk mengubah jam dan tanggal handphone itu.
Belum ada beberapa menit, teman saya Ferry memberikan
handphone itu kepada saya. Setting-Pengaturan jam dan tanggal sudah tepat. Saya heran, lalu bertanya kepada teman saya, “Bagaimana kamu
melakukannya?” Ferry menjawab, “Di menu Setting---Pengaturan, Mas.” Saya
berkata, “Saya tahu itu. Tetapi saya telah berusaha seharian dan tidak menemukan
menu itu di dalam handphone.”
Menu handphone itu ternyata ada sebagian yang masih tersembunyi.
Tidak seperti handphone yang saya punya, menu utama terlihat semuanya di layar,
tidak ada satupun menu yang tersembunyi. Saya mengira handphone itu hanya mempunyai empat
Menu Utama saja. Saya juga sudah menelusuri menu yang ada berulang-kali,
tetapi saya tidak menemukan Setting---Pengaturan. Saya yakin, untuk mengatur
jam dan tanggal untuk setiap handphone ada di menu itu.
Peristiwa itu memberikan saya pelajaran, dalam kehidupan
kadang kita mengalami kejadian seperti itu. Bahwa ada kelemahan dan kekurangan
dalam diri kita. Tidak semua hal kita bisa lakukan. Tidak semua hal kita mampu.
Tidak setiap saat kita kuat dan percaya diri. Tidak semua hal kita bisa punya.
Mungkin kita merasa kaya, tetapi kita tidak mungkin bisa
hidup sendirian. Kita tetap memerlukan orang lain dalam kehidupan kita.
Ada
sebagian masalah kita yang hanya bisa diselesaikan orang lain di sekitar kita.
Ada sebagian rezeki yang kita punya itu menjadi milik orang lain. Untuk itulah
pentingnya kerjasama antara teman, keluarga, tetangga, guru, dan orang-orang
lainnya. Dari orang-orang itu di sekitar kita, merekalah yang bisa membuat kita tumbuh dan
berkembang (atas izin Allah tentunya).
Mereka seperti tanah ladang bagi kita untuk bercocok tanam (beramal).