Minggu, 24 April 2016

WHATSAPP - HANYALAH SARANA DAN TEKNOLOGI


Kemarin teman baikku di desa menelponku selama satu jam. Kami berbicara banyak hal. Lalu di tengah pembicaraan, ia bertanya kepadaku tentang WhatsApp. Rupanya temanku ingin belajar aplikasi WhatsApp. Secara jujur aku menjawabnya bahwa aku tidak bisa bermain WhatsApp.

Temanku seorang penjual roti bakar di depan sekolah dasar. Di rumah ia juga membuka layanan jasa pangkas rambut. Anaknya 3 dan masih kecil-kecil. Anak paling besar namanya Mikala dan baru masuk sekolah TK.

Aku tahu bahwa temanku bukanlah orang kaya. Lalu aku berkata kepadanya melalui telepon, “Dulu tidak ada listrik. Dulu tidak ada televisi. Dulu tidak ada handphone. Tetapi orang-orang pada zaman dulu bisa hidup bahagia. Aku dulu bermain Friendster, lalu muncul aplikasi baru Facebook. Aku ikut bermain Facebook dan Friendster kutinggalkan. Lalu tidak berapa lama berselang, ada aplikasi yang baru: Tweeter, Instagram, WhatsApp dan Telegram. Deretan aplikasi yang terakhir, aku memutuskan tidak ikut. Waktuku terbatas, aku tidak mungkin mengikuti semua teknologi tinggi (dari luar negeri) itu. Aku harus bekerja untuk mendapatkan uang. Aku tidak bisa menghasilkan uang dari bermain aplikasi Tweeter, Instagram dan aplikasi yang lainnya. Aku merasa tidak mendapat keuntungan dari bermain aplikasi itu. Tetapi aku masih tetap bermain Facebook hingga sekarang. Bukan aplikasi yang lain itu tidak bagus. Bukan itu! Tetapi aku hanya membatasi diriku, waktuku, tenagaku, pikiranku dan keuanganku. Aku tidak mungkin bermain semua aplikasi yang ada. Semua aplikasi yang ada itu hanyalah sarana (teknologi) untuk mencapai kebahagiaan (kesenangan) dalam kehidupan. Dan semua itu tidak harus selalu ada dalam kehidupan kita.”

Mendengar penjelasanku ini, akhirnya temanku mengerti. Dalam hal ini  bukan berarti aku tidak membolehkan temanku untuk belajar WhatsApp. Tetapi aku mengingatkan temanku untuk berhati-hati dalam membuat keputusan. Jangan sampai keputusan yang diambil itu membebani pikirannya sendiri. Dan kemudian mempengaruhi keuangan keluarganya. Ada banyak kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi lebih dahulu. Apalagi untuk pendidikan untuk anak-anaknya yang masih kecil.

Sama seperti Facebook, bahwa WhatsApp atau aplikasi yang lainnya hanyalah alat/sarana/teknologi untuk mencapai kebahagiaan (kesenangan) hidup. Dan semua itu tidak harus selalu ada dalam kehidupan kita. Ada banyak cara lain untuk mendapatkan kebahagiaan hidup.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar