Dulu. Pertanyaan
itu pernah terlintas dalam benak saya, berulang kali. Di saat saya masih
bimbang dan sedang dalam pencarian keagamaan saya. Rasanya sangat sulit untuk
bisa menerima konsep keberadaan Allah yang ada dalam kitab yang saya pelajari.
Ada banyak hal yang saling bertentangan dalam satu kitab suci.
Dari kitab agama
saya, Al Qur’an, saya menemukan ayat yang menyatakan bahwa Allah bersemayam,
Allah berada di langit ke-7. Dalam benak saya, itu sangat jauh sekali, jangankan
langit ke-7, langit pertama saja saya tidak bisa menjangkau. Apalagi langit
ke-7. Sangat sangat sangat sangat... dan sangat jauh sekali. Sementara di dalam
Al Qur’an ayat yang lain, saya juga menemukan bahwa Allah itu sangat dekat, dan
bahkan lebih dekat dari urat nadi kita.
Pertama mengetahui
hal ini, saya memberontak dalam pikiran saya. Bagaimana sesuatu yang
seolah-olah bertentangan berada dalam kitab suci yang satu. Saya pernah
meragukan akan kebenaran dari kita suci agama saya. Bertahun-tahun dalam pencarian
saya akan kebenaran, tidak terjawab. Hingga saya menemukan suatu buku yang
memuat hadist Nabi Muhammad SAW, yang menyatakan bahwa, “Al Qu’ran itu
mempunyai beberapa wajah, janganlah mempertentangkan apa-apa yang di dalamnya.”
Saat itu saya merasa sudah menemukan jawaban terbaik dari pencarian akan
kebenaran. Dalam agama, kita mengedepankan, kepercayan, keyakinan dan bukan
logika.
Ketika saya
berusaha untuk menelusuri lagi sumber hadist itu, saya tidak menemukan. Seingat
saya, saya pernah membacanya di sebuah tempat di kota Yogyakarta. Tapi saya
tidak ingat dimana dan bukunya siapa (teman saya)? Ketika waktu berlalu dan
saya berusaha mencari dan bertanya kepada beberapa orang teman, saya tidak
menemukan.
Tetapi saya menemukan hadist yang secara makna hampir sama artinya
yaitu:
Diriwayatkan dari
‘Amru bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya (yakni ‘Abdullah bin ‘Amru RA),
bahwa suatu hari Rasulullah Shalallahu`Alaihi Wassalam mendengar sejumlah orang
sedang bertengkar, lantas beliau bersabda, “Sesungguhnya, umat sebelum kalian
binasa disebabkan mereka mempertentangkan satu ayat dalam Kitabullah dengan
ayat lain. Sesungguhnya Allah menurunkan ayat-ayat dalam Kitabullah itu saling
membenarkan satu sama lain. Jika kalian mengetahui maksudnya, maka katakanlah!
Jika tidak, maka serahkanlah kepada yang mengetahuinya.” (Hasan, HR IbnuMajah
[85], Ahmad [II/ 185, 195-196],dan al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah[121]).
Dalam beragama
(apapun) modal utamanya adalah rasa percaya, ketaatan, pengetahuan dan
kesabaran. Semua itu satu kesatuan yang harus ada secara bersamaan dalam diri
kita. Jika tidak demikian, ritual agama tidak akan berjalan. Karena seolah-olah
kita berada dalam kebodohan, sesuatu yang tidak logis, melakukan sesuatu hal
yang sia-sia, membuang-buang waktu, membuang-buang biaya, membuang-buang
energi. Dan anehnya banyak umatnya yang kuat-kuat meyakini dan melakukan ritual
yang harus dijalankan.
Bertahun-tahun
dalam pencarian akan kebenaran, saya menemukan dualisme
(bertentangan/berlawanan) yang ada di bumi ini. Seperti adanya siang dan malam.
Adanya baik dan buruk,. Adanya jauh dan dekat, adanya timur dan barat. Adanya
utara dan selatan. Adanya pria dan wanita. Adanya kaya dan miskin. Adanya
tinggi dan rendah. Adanya panas dan dingin. Adanya positif dan negatif. Itu
semua adalah suatu realitas yang ada dalam kehidupan kita, di dalam dunia
(bumi) kita. Ini adalah jawaban terakhir dan terbaik dari pencarian saya akan
kebenaran. Kenapa ada beberapa yang bertentangan ayat dalam Al Qur’an? Seperti itulah.
Saya memahami betapa sulitnya membuat kesimpulan dari kitab suci agama saya.
Sama sulitnya
memahami betapa besar dan luasnya bumi ini. Ada banyak kota dan tempat menarik
untuk dikunjungi, dan sayangnya saya tidak mungkin mengunjunginya. Ada banyak orang
yang berada di bumi, dan tidak mungkin bagi saya untuk bertemu atau sekedar
memberi salam. Ada banyak macam makhluk kehidupan yang tinggal, baik yang
terlihat ataupun tak terlihat. Dan banyak hal yang ada di dalamnya yang saya
tidak ketahui, kecuali hanya sedikit bagian saja.
Memahami Allah
(dimana)? Memahami isi kandungan Al Qur’an? Saya membayangkan lebih besar
sulitnya memahami apa-apa yang ada di Bumi ini. Tak terjangkau oleh akal saya
dan juga manusia selain saya. Ada saatnya kita berhenti untuk berpikir. Sebagai
orang yang beriman, percaya dan lakukan saja apa-apa yang diperintahkan dalam
agama. Dan juga menjauhi apa-apa yang dilarang dalam agama. Dalam agama saya
(Islam) saya menemukan hadist yang mendukung pernyataan saya.
Terus terang ini
jawaban terbaik dari masalah keyakinan saya selama ini. Rasulullah SAW
bersabda, “Biarkan apa yang aku tinggalkan untuk kalian, karena sesungguhnya
orang-orang sebelum kalian binasa karena banyak bertanya dan menentang Nabi
mereka. Apa yang aku larang untuk kalian maka hendaklah kalian menjauhinya, dan
apa yang aku perintahkan kepada kalian maka hendaklah kalian
mengerjakannya sedapat mungkin.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Barangkali anda
juga pernah mengalami apa yang saya alami. Sebelum akhirnya menemukan keyakinan
yang kuat dalam agama anda. Jika belum, mungkin pengalaman saya ini bisa
membantu dan menjadi inspirasi bagi anda. Saya hanya berpesan, jangan sampai
anda kehilangan kesempatan untuk meyakini dan melakukan segala hal yang
diajarkan dalam agama anda. Dalam beragama (apapun), modal utamanya adalah rasa
percaya, ketaatan, pengetahuan dan kesabaran. (Sri Widodo, ST)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar