Ada banyak
orang yang menginginkan jabatan Gubernur DKI. Jauh-jauh hari mereka berusaha
untuk menempuh jalan yang tinggi itu. Mereka datang ke sana dan kemari untuk
mendapatkan dukungan politik. Benar-benar menguras energi, waktu dan uang.
Saatnya tiba
juga, dari sekian orang kandidat yang ada itu diseleksi hanya 3 pasangan Calon
Gubernur saja. Kandidat lainnya, satu persatu berguguran. Ada yang menerima
kegagalan dengan kecewa. Ada juga yang menerima kegagalan dengan legawa.
Pada
akhirnya nanti hanya akan ada 1 pasang saja Gubernur DKI. Seleksi kehidupan
telah memenangkan mereka. Siapapun mereka. Demikian juga pendukungnya---merasa
menang. Sedangkan 2 pasang lainnya harus mengalah, merasa kalah dan mungkin
kecewa. Siapapun mereka. Demikian juga para pendukungnya ---merasa kalah.
Siapapun
boleh berkehendak (menyeleksi), tetapi tidak pernah mengalahkan kehendak Allah
Yang Maha Esa. Siapapun yang menjadi Gubernur DKI tidak akan pernah memuaskan.
Jika ingin mencari kelemahan seorang pemimpin selalu saja ada. Dalam sehari
kita bisa menemukan puluhan kelemahannnya. Tetapi apakah kita hanya melihat
kelemahannya saja. Tidak. Karena kita tahu bahwa setiap orang mempunyai
keduanya, kelemahan dan kekuatan.
Ini bukanlah
pilkada pertama kali, tetapi kita telah berkali-kali mengalaminya. Jadi jangan
karena pilkada, lalu kita saling bertengkar. Apalagi perang. Jangan...! Kita
harus menerima sebagai Takdir Allah yang harus terjadi.
Siapapun
bisa menyeleksi, tetapi tidak ada yang mengalahkan seleksi Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar